Greeting

.::Selamat Datang di Blog Karang Taruna Indonesia "Bina Remaja" Pengadang Kec. Praya Tengah Kab. Lombok Tengah::.

Sabtu, 21 Juli 2012

Deskripsi Demografis Desa Pengadang

Desa Pengadang merupakan salah satu dari 10 desa/kelurahan yang berada di Kecamatan Praya Tengah Kabupaten Lombok Tengah, yang merupakan salah satu desa dengan populasi terbanyak yakni mencapai 10.518 jiwa dengan rincian 5.295 jiwa laki-laki dan 5.223 jiwa perempuan per-Januari 2012 ini. Desa ini memiliki jumlah dusun terbanyak, yakni 17 dusun dengan 15 Posyandu. Adapun luas wilayah adalah 824,00 Ha (8. 240.000 M2). 
Peta Wilayah Desa Pengadang

Pada awalnya dulu, Pengadang merupakan dusun-dusun yang berada di wilayah Desa Jurang Jaler (Dusun Pengadang, Beraim, Jontlak, dan Jurang Jaler sendiri). Dengan demikian, berdasarkan beberapa catatan dan , ditemukan bahwa sejak tahun 1969 desa Pengadang telah memiliki pimpinan sebanyak 7 orang. Berikut ini nama-nama Kepala Desa Pengadang tersebut :
1)    Drs. Mahsun (mulai dari Tahun 1969  s/d Tahun 1985)
2)    Napiah (mulai dari Tahun 1985  s/d Tahun 1990)
3)    M. Nasir, SH (mulai dari Tahun 1990 s/d Tahun 1997)
4)    H. M. Syukri (mulai dari Tahun 1998  s/d Tahun  2006)
5)    M. Hamdiana, S.Pd (Mulai dari Tahun 2007  s/d  sekarang)
Secara geografis wilayah desa Pengadang Kecamatan Praya Tengah terletak di wilayah bagian paling Utara dari Kecamatan Praya Tengah dengan batas-batas sebagai berikut :
    Sebelah Utara        : Desa Darmaji
    Sebelah Selatan      : Desa Jurang Jaler
    Sebelah Timur        : Desa Beraim
    Sebelah Barat        : Desa Monggas
Pada sisi pertanian dan perkebunan, peruntukan untuk lahan adalah sebagai berikut :
a)    Persawahan    : 1280 Ha
b)    Perkebunan    : 24 Ha
c)    Pemukiman     : 270 Ha
d)    Perkantoran    : 10 Ha
e)    Pasar              : 4 Ha
f)    Lapangan        : 0,2 Ha
g)    Pekuburan      : 7 Ha
h)    Lain-lain         : 0,6 Ha
Pembagian wilayah di desa Pengadang dibagi dalam 15 Dusun definitif dan ditambah 2 dusun pemekaran, yakni :
1.    Bundatu
2.    Pengadang Utara
3.    Pengadang Selatan
4.    Sorong
5.    Tambun
6.    Montong Tanggak Utara
7.    Montong Tanggak Selatan
8.    Manjak
9.    Bikan Pait
10.    Regak
11.    Embur Teres
12.    Rangah
13.    Lendang Kunyit
14.    Sundawa
15.    Banar
16.    Batu Numpuk
17.    Prentek
Pada sisi pendidikan, fasilitas pendidikan di Desa Pengadang tergolong maju dan terus mengalami peningkatan, baik sarana maupun prasarana terus ditingkatkan ketersediaannya yang tidak saja dari segi kuantitas tapi juga kualitasnya. Dalam hal ini partisipasi masyarakat juga terlihat semakin meningkat. Kesemuanya diharapkan akan dapat menunjang percepatan peningkatan mutu pendidikan tersebut. Pada tahun 2010, hampir di semua level pendidikan, mulai dari pra sekolah (TK dan RA) sampai dengan sekolah menengah atas (SMU, SMK, dan Madrasah Aliyah), terjadi peningkatan jumlah sekolah dan murid dibandingkan tahun sebelumnya. Jika dikuantitatifkan, jumlah sarana pendidikan berjumlah 31 buah, mulai dari PAUD/TK sampai SMA/MA. Hal ini tentu berimplikasi pada juga dengan jumlah guru, sejak tahun 2010 hingga saat ini jumlah guru di hampir semua jenjang pendidikan terus mengalami peningkatan. Ini artinya, bahwa jumlah kaum terdidik di desa Pengadang meningkat signifikan, baik Sarjana (S 1), Magister (S 2) maupun Doktor (S 3).
Pada sisi pertumbuhan ekonomi dan bisnis, desa Pengadang dalam 10 tahun terakhir ini mengalami perkembangan ekonomi yang sangat signifikan. Hal ini dapat dilihat pada pesatnya jumlah pertokoan dan kuantitas bisnis/usaha yang marak dijalankan di desa pengadang. Maka tidaklah heran, bahwa desa Pengadang adalah pusat bisnis / perekonomian paling maju dan pesat di wilayah Kecamatan Praya Tengah dan sangat diperhitungkan di tingkat Kabupaten Lombok Tengah. Tumbuhkembangnya bisnis penggilingan padi, aktivitas pasar yang ramai, ruko yang kian bertambah kuantitas dan kualitasnya, pertumbuhan koperasi, kelompok-kelompok usaha pemuda, remaja masjid, maupun kelompok tani dan ternak telah menjadikan Pengadang menjadi desa perdagangan dan perekonomian. Jika dikuantitifkan, usaha penggilingan sebanyak 15 buah, Celluler dan HP sebanyak 10 buah, Usaha Dagang 72 buah, Bengkel 14 buah, Kelompok Tani 5 kelompok, Koperasi 4 buah, Kelompok Usaha 7 Kelompok Usaha, Penjahit 7 tempat, dan beragam usaha bisnis lainnya yang tumbuh dan berkembang sejalan dengan tingkat kemajuan perekonomian dan kreatifitas masyarakat.
Pada sisi kesejahteraan sosial, masyarakat desa Pengadang kian hari kian menunjukkan tingkat perekonomian dan kesejahteraan masyarakat. Letak geografis desa yang menjadi jalur utama transportasi Kopang - Praya dan menjadi Jalan Negara baru-baru ini telah menjadi pemicu masyarakat untuk kian kreatif dan semangat dalam meningkatkan kesejahteraannya. Sisi kesejahteraan sosial ini ditandai dengan makin berkurangnya Keluarga Miskin, Wanita Rawan Sosial Ekonomi, Keluarga Rentan, Pengemis, Anak Terlantar, dan lain sebagainya yang menjadi indikator kesejahteraan sosial masyarakat.

Jumat, 20 Juli 2012

KUBe Peternakan Ayam Al-Barokah


 
Kelompok usaha pemuda ini kian saat kian berkembang seiring dengan tingkat kebutuhan masyarakat dan tuntutan pasar yang kian tumbuh. Saat ini, kelompok usaha pemuda yang kian tumbuh ini telah mewujudkan bentuk lembaganya dalam wadah koperasi ternak pemuda “AL-BAROKAH” dengan jumlah anggota 35 orang. Perkembangan pesat usaha ini ditandai dengan usaha koperasi ternak untuk membuka kios yang khusus menyediakan pakan ayam, bibit ayam, telur, obat-obatan ternak (vaksin) dan aneka kebutuhan peternakan lainnnya. Koperasi ternak ini sendiri saat ini diketuai oleh Ketua Karang Taruna Bina Remaja langsung. Adapun bentuk produk usaha yang telah diperdagangkan di masyarakat adalah :

1.    Produk Telur @ Rp 1.300,-
 
2.    Produk Bibit Ayam @ Rp 3.500,-




3.    Produk Ayam Pedaging @ Rp 14.000,-


4.    Produk Ayam Petelur @ Rp 65.000,-
5.    Produk Mesin Penetes Telur Ayam
-    Kapasitas 200 telur @ Rp
-    Kapasitas 400 telur @ Rp
-    Kapasitas 800 telur @ Rp
-    Kapasitas 1000 telur @ Rp
-    Kapasitas 2000 telur @ Rp
 
 
USAHA BUDIDAYA AYAM ARAB PETELUR

Usaha budidaya ayam arab petelur ditujukan untuk menghasilkan telur ayam kampung. Usaha budidaya ini dimulai dengan memlihara ayam dara (pullet) yang berumur 16 – 17 minggu. Ayam arab mulai bertelur pada umur 18 minggu dan produksi mulai normal baik jumlah maupun ukuran telurnya pada umur 25 minggu.
            Telur ayam arab dijual butiran seperti telur ayam kampong. Produksi telur ayam arab tidak setinggi produksi telur ayam ras, tetapi konsumsi pakannya jauh lebih sedikit bila dibandingkan dengan ayam ras. Tingkat produksi telur ayam arab berkisar antara 75% - 82% dengan tingkat konsumsi pakan sebnyak 85 – 90 gram per hari per ekor.

1.      PERKANDANGAN
Pemeliharaan ayam arab periode produksi menggunakan kandang model betray/ sangkar. Sistem perkandangan ini lebih efisien dari segi penggunaan lahan/ kandang. Serta lebih mudah dari segi pemeliharaan dan dapt memberikan hasil produktivitas telur yang lebih tinggi.
Pada umumnya kandang betray/ sangkar ditempatkan secara bersusun 2 sampai 4 tingkat yang ditempatkan secara berjajar. Kandang dengan ukuran lebar 7 meter dapat ditempati 4 lajur kandang betray, dengan masing-masing lajur terdiri dari 3 tingkat. Bangunan kandang dengan ukuran panjang 70 meter dan lebar 7 meter dapat menampung 1000 ekor ayam produksi.

2.      PRAKIRAAN BIAYA
Biaya yang diperlukan dalam usaha budidaya ayam arab petelur adalah biaya investasi dan biaya modal kerja awal. Biaya investasi meliputi biaya lahan, bangunan kandang dan peralatan khususnya tempat pakan dan minum.
Adapun biaya modal kerja meliputi biaya bibit dan biaya operasional selama 2 bulan pertama, yang terdiri dari biaya pakan, obat dan vaksin dan biaya tebaga kerja.

a)      Biaya Investasi
I.      Bangunan Kandang
Bangunan kandang dapat menggunakan bahan dari kayu local atau kayu kelapa dan bamboo, dengan bahan atap genteng atau asbes. Bangunan kandang ukuran 20 x 7 meter dengan kapasitas 1000 ekor diperkirakan membutuhkan biaya sekitar 35 juta rupiah.
II.      Sangkar, Peralatan Tempat Pakan dan Tempat Minum
Sangkar terbuat dari kandang bamboo dan peralatan tempat pakan dan tempat minum terbuat dari pipa paralon yang dibelah. Perkiraan biaya yang diperlukan untuk sangkar dan peralatan tersebut adalah sekitar Rp. 15.000.000 per ekor. Sehingga untuk pemeliharaan dengan kapasitas 1000 ekor diperlukan biaya peralatan sebesar 15 juta rupiah.

b)      Biaya Operasional Selama 2 Bulan
Biaya ini diperlukan selama 2 bulan pertama dimana pada masa tersebut ayam belum dapat menghasilkan telur secara optimal baik jumlah maupun ukurannya. Biaya operasional tersebut meliputi biaya pakan, obat dan vaksin serta tenaga kerja.
Adapun prakiraan besarnya biaya tersebut adalah :
o  Pakan : 60 x 0,085 x Rp. 4.000,00 = Rp. 20.400,00
o  Obat dan Vaksin                             = Rp.     500,00
o  Tenaga Kerja                                  = Rp.     700,00       +

Biaya operasional selama 2 bulan/ ekor = Rp. 21.600,00
Biaya bibit ayam dari umur 16 minggu = Rp. 45.000,00 per ekor

PENETASAN
Ayam arab tidak memiliki sifat mengeram sehingga dalam upaya regenerasi diperlukan proses penetasan dengan mesin tetas buatan. Prinsip penetasan adalah memberikan lingkungan yang sesuai utamanya temperatur, kelembapan dan fentilasi guna pertumbuhan embrio menjadi anak ayam. Proses penetasan ayam arab dapat dilakukan dengan menggunakan mesin penetas mesin sederhana ataupun mesin tetas yang modern. Pada penetasan dengan mesin sederhana, proses penetasan hanya menggunakan satu mesin sejak telur dimasukan sampai menetas. Berbeda dengan mesin modern ada 2 tahapan proses penetasan yaitu masa pengeraman selama 18 hari yang dilakukan di mesin pengeram (setter). Dan 3 hari terahir yaitu mulai hari ke 19 sampai dengan saat menetas dilakukan didalam mesin penetas/ hatcher. Kondisi masa pengeraman dan penetasan mempunyai perbedaan dalam pengaturan temperatur, kelembapan dan proses pembalikan telur. Didalam mesin pengeram telur harus dilakukan pemutaran 6 sampai dengan 8 kali per hari sedangkan dalam mesin penetas posisi telur dalam kondisi statis dan tidak dilakukan pembalikan telur.
Beberapa Faktor Yang Mempengaruhi Hasil Tetas :
1. aya tunas, adalah persentase telur yang bertunas dibandingkan dengan jumlah total telur yang ditetaskan. Daya tunas dipengaruhi oleh perbandingan jumlah pejantan dan betina dalam satu kelompok. Berbandingan yang ideal adalah satu pejantan berbanding 8 – 10 betina.
2.    Faktor Genetik, yang meliputi :
-  Hubungan kekerabatan antara induk jantan dan betina, perkawinan sedarah akan menghasilkan hasil tetas yang lebih rendah bila dibandingkan perkawinan silang.
- Adanya gen letal dan semi letal, pada unggas diketahui terdapat 30 gen letal dan semi letal. Gen ini menyebabkan terjadinya kematian embrio selama dalam proses penetasan.
-   Tingkat produksi telur, telur yang dihasilkan oleh induk betina dengan tingkat persentase produksi tinggi menghasilkan hasil tetas yang lebih baik.
-   Umur indukan, hasil tetas yang baik diperoleh dari kelompok indukan yang berumur sampai satu tahun, setelah berumur satu tahun hasil tetas akan mengalami penurunan.
3.  Beberapa Penyakit Berpengaruh Pada Hasil Tetas antara lain : pullorum dan   mikoflasma. Sehingga untuk mendapatkan hasil tetas yang baik diupayakan kondisi indukan harus sehat.
4.  Seleksi Telur, Beberapa karakteristik fisik telur berpengaruh terhadap hasil tetas :
-   Ukuran Telur, telur tidak terlalu besar atau terlalu kecil bentuk telur, telur yang ideal berbentuk bulat telur tidak terlalu bulat atau terlalu panjang.
-   Kualitas kerabang, telur yang baik untuk ditetaskan kerabangnya harus tebal, halus dan permukaannya rata.
5.  Penanganan telur
-  Pengumpulan telur, frekuensi pengambilan telur tetas harus lebih sering bila dibandingkan dengan telur konsumsi. Tujuannya adalah mengurangi tingkat kontaminasi mikro organisme yang ada di kandang.
- Kebersihan telur, pilihlah telur telur yang bersih dan apabila harus dilakukan pencucian harus menggunakan larutan disenfektan.
- Sanitasi Telur, sebelum telur disimpan untuk menunggu proses penetasan perlu dilakukan program sanitasi untuk membunuh kuman yang kemungkinan ada dipermukaan kerabang telur. Sanitasi telur ini pada umunya dilakukan dengan proses fumigasi, yaitu mereaksikan KMnO4 dengan formalin.
- Waktu penyimpanan telur, untuk menghasilkan daya tetas yang baik perlu diusahakan penyimpanan telur sesingkat mungkin dan diharapkan tidak lebih dari 10 hari.
- Kondisi ruang penyimpanan telur, selama penyimpanan telur akan mengalami pertumbuhan embrio dan terjadi penguapan sehingga untuk menekan kejadian tersebut diperlukan kondisi ruang penyimpanan dengan temperature 18 Cc dan kelembapan 75 – 80 %.
-  Posisi telur, posisi penempatan telur yang baik adalah bagian tumpul harus diatas.
6.      Kondisi Saat Dalam Mesin Pengeram/ penetas
-  Temperature 98,6 – 100,4 Fh
-  kelembapan 60 % selama 18 hari pertama dan 70 % saat 3 hari terahir
-  Fentilasi, untuk mendapatkan kualitas udara yang baik yaitu kadar O2 :21 % dan CO2 maksimum 5 %.
-  Posisi telur dan pemutaran telur, bagian tumpul harus diatas dan frekuensi pemutaran telur 6 – 8 kali per hari untuk menghindari menempelnya embrio pada membran kerabang.

Kamis, 19 Juli 2012

Seni Kerajinan Ketak

Seni kerajinan tangan berupa anyaman ketak, atau yang kebanyakan masyarakat di Desa Pengadang menyebutnya Cetak adalah salah satu bentuk usaha Karang Taruna Bina Remaja dalam mengentaskan pengangguran, walaupun pada umumnya anyaman ketak ini dikerjakan oleh kaum hawa alias perempuan.

Kenapa anyaman ketak?...cekidot!!!
Tempat Tissue dari Anyaman Ketak

Bentuk dasar (keset) anyaman ketak

Bentuk Nampan (tatakan) dari Anyaman Ketak

Tempat tissue model panjang


Yang ini bisa untuk tempat buah
Model guci, kreatifitas yang sangat menarik

Tempat Tissue @ 15-20ribuan... :)
Bentuk dasar, harganya @ 2-3ribuan... :)






Kalau yang ini adalah bentuk improvisasi, peminatnya lebih banyak dari kalangan warga asing.

Bahan anyaman ketak
Propinsi Nusa Tenggara Barat sebagai daerah agraris, beraneka ragam tanaman tumbuh subur, salah satunya adalah tanaman yang oleh masyarakat setempat disebut “Ketak” yang dalam bahasa latinnya disebut “Lygodium Circinatun” tanaman ini termasuk paku-pakuan yang menjalar pada tanaman induk/pokok. Pada saat ini ketak merupakan salah satu bahan baku untuk membuat berbagai bentuk barang melalui proses pengeringan, pembelahan dan pembentukan.

Dalam perkembangannya sampai dengan tahun 2011, kerajinan antaman ketak ini terdapat di 3 (tiga) kabupaten yaitu Kabupaten Lombok Barat, Lombok Tengah, dan Lombok Timur, dengan sentra 64 sentra, Unit Usaha 15.004 buah dan dapat menampung tenaga kerja sebanyak 25.631 orang serta menyerap investasi sebesar 3.816.663.000,-.
Meski telah mencapai pasaran luar negeri, ketak ternyata tidak banyak dikenal oleh masyarakat Indonesia sendiri. Kerajinan ketak ini terkenal karena keawetannya dan kemampuannya dibentuk sesuai dengan pesanan penikmatnya. Semakin lama disimpan, ketak akan memberikan warna yang lebih eksotis. Kerajinan inipun termasuk kerajinan yang ramah lingkungan. Proses finishingnya baik pewarnaan dan pengawetannya tidak mempergunakan bahan sintetis, jadi full organik.

Selain itu, bahan yang digunakan juga sangat murah. Maka dari itu, Karang Taruna Bina Remaja Desa Pengadang memanfaatkan peluang usaha dibidang tersebut. Masyarakat yang umumnya kaum ibu dibina dan dilatih untuk berwirausaha melalui seni anyaman ketak ini.

KUBE anyaman ketak ini telah lama menjadi wahana kesejahteraan sosial masyarakat setempat dan pangsa pasar yang dijangkau juga kian hari kian berkembang, bahkan sampai pulau Jawa. Kerajinan anyaman yang berbahan dasar rotan ini dilakukan oleh ibu-ibu dan remaja Karang Taruna yang secara sosial ekonomi termasuk golongan menengah ke bawah. Inilah yang kemudian menjadi motivasi dan dorongaan tersendiri untuk meningkatkan tarap kesejahteraan sosial mereka. Kerajinan ini sangat diminati oleh masyarakat karena kreatifitas hasil yang dibuat oleh remaja-remaja Karang Taruna tersebut. Adapun beberapa produknya yakni :
1.    Nampan Bundar dengan harga @ 21.000,-
2.    Nampan khusus Rotan ukuran 25 Cm x 35 Cm @ 21.000,-
3.    Nampan biasa ukuran ukuran 25 Cm x 35 Cm @ 21.000,-
4.    Keset ukuran 30 Cm x 40 Cm @ 27.000,-
5.    Tempat Tissue ukuran 13 Cm x 14 Cm dengan harga @ 21.000,-
6.    Tempat Tissue kotak ukuran 26 Cm x 14 Cm x 7 Cm @ 27.000,-
7.    Bak Sampah Cantik @ 70.000,-
8.    Opal ukuran 30 Cm x 40 Cm @ 20.000,-
9.    Bundar Cerencang dengan harga  @ 20.000,-
(Promosi: Yang mau beli silakan order ke Pengurus Karang Taruna Bina Remaja Desa Pengadang, CP: 0818262771...)


Kedepannya Karang Taruna Bina Remaja Pengadang juga berencana untuk memasarkan produk ketak ini secara online (ditunggu ya...!!!) ^_^

Rabu, 18 Juli 2012

Kreatif Dengan Ban Bekas


Jumlah mobil dan sepeda motor setiap hari terus bertambah, hal ini bisa dilihat dengan jumlah kendaraan bermotor dan mobil dijalan raya yang semakin padat.Diler mobil dan sepeda motorpun bermunculan di setiap kecamatan khususnya dealer sepeda motor.

Dari pemakaian kendaraan bermotor tersebut salah satu komponen yang pasti diperlukan adalah ban baik ban mobil maupun ban sepeda motor.Bila kendaraan tersebut dipakai maka dalam jarak kurang lebih 2.500 km harus sudah ganti dengan ban yang baru,kemudian ban bekasnya dibuang.

Ban bekas yang dibuang tersebut karena bahannya terbuat dari karet yang tidak bisa membusuk maka bila tidak dimanfaatkan atau dibakar maka akan menjadi sampah yang menyebabkan polusi dan memerlukan ruang yang luas.Bila ban bekas tersebut dibakar maka akan menimbulkan efek baru yaitu polusi udara dan penambahan panas hasil pembakaran yang sedikit banyak akan mempengaruhi pemanasan global yang semakin meningkat.

Pemanfaatan lain yang bisa mengurangi polusi udara dan pemanasan global adalah dengan cara mengubah ban bekas tersebut menjadi alat–alat rumah tangga atau untuk keperluan sehari-hari.Di desa Pengadang Kecamatan Praya Tengah Kabupaten Lombok Tengah melalui Karang Taruna Bina Remaja membentuk unit usaha ekonomi produktif (UEP) pembuatan alat rumah tangga yang terbuat dari ban bekas.


Industri rumahan (home industry) ini dilakoni oleh anak-anak muda warga Karang Taruna Bina Remaja di Baremayung Dusun Lendang Kunyit Desa Pengadang sejak turun temurun. Kerajinan ban bekas ini sangat bermanfaat dalam konteks sebagai wahana kesejahteraan sosial pemberdayaan ekonomi masyarakat dan memiliki dampak lingkungan yang sangat baik, karena memanfaatkan bahan bekas yang tidak terpakai lagi. Media ban ini telah mengangkat citra desa Pengadang sebagai desa dengan pengusaha ban vulkanisir ternama di daerah Lombok Tengah pada khususnya. Adapun jenis produk kerajinan ban bekas ini yakni :

1.    Ban Bekas Sebagai Sandal
Ban bekas dapat dipotong-potong dan dimanfaatkan lembaran karetnya untuk berbagai produk. Salah satunya adalah produk sandal untuk kaki dengan alas dan penjepit dari karet ban ini. Aktivitas produksi ini banyak dilakukan oleh pengrajin di daerah Dusun Lendang Kunyit Desa Pengadang. Produk sandal ini cukup laris dikalangan masyarakat, kendati belum ada merk dan ukuran pasti yang ditentukan pengrajin. Setiap (pasang) sandal karet ini dihargakan cukup murah, yakni @ Rp. 8.000 - Rp. 15.000,- per pasang.



2.    Ban Bekas Sebagai Keranjang Sampah / Ember
Beberapa jenis ban dalam bekas yang berukuran besar dan tebal, dapat dipotong untuk dijadikan ember atau keranjang sampah. Biasanya yang digunakan adalah ban bekas dari truk atau traktor. Dengan sedikit keterampilan, maka akan dihasilkan produk ember atau keranjang sampah yang cukup menarik. Nilai tambah dari produk yang dihasilkan adalah usianya yang panjang karena awet mengingat bahan karet yang digunakan tidak mudah rusak atau berkarat.




3.    Ban Bekas Sebagai Ayunan
Bentuk ban yang berbentuk lingkaran ini ternyata memudahkan untuk dibuat menjadi ayunan. Ban bekas dapat langsung digunakan sebagai ayunan dengan jalan diikat menggunakan tali yang kuat dan digantungkan ke tiang atau pohon. Tentu saja yang harus dipikirkan adalah berat beban yang harus ditanggung dari pohon, karena ban bekas itu sendiri relatif sudah berat. Dan nanti harus ditambah dengan beban dari si penunggang dan gaya karena ayunan saat digunakan.

4.    Ban Bekas Sebagai Tali Timba / Pengikat Ember Sumur
Terkait dengan penggunaan bahan ban untuk bahan kerajinan, maka bagian tepi samping ban luar yang dipotong, ternyata dapat dimanfaatkan lebih lanjut. Bagian ini digunting tanpa terputus dengan ukuran kecil sehingga menyerupai tali atau tambang. Tambang dari ban bekas ini umumnya digunakan orang untuk mengikat ember di sumur. Bahan tambang ini karena terbuat dari karet maka akan awet dan kuat menahan ember.




 5.    Ban Bekas sebagai Kursi
Ban bekas ini juga dapat dipotong-potong dan dimanfaatkan lembaran karetnya untuk berbagai produk kursi yang cantik dan memiliki nilai seni tersendiri. Aktivitas produksi ini banyak dilakukan oleh pengrajin ban bekas sama halnya dengan produk-produk ban bekas lainnya. Produk sandal ini cukup laris dikalangan masyarakat, kendati belum ada mode/bentuk yang ditentukan pengrajin. Adapun harga 1 set kursi ban bekas ini yakni @ Rp. …………..,- per-unit.

 
Dengan peralatan yang sangat sederhana, pisau pemotong ,landasan dan peralatan pembantu lainya maka ban bekas tersebut diubah menjadi alat-alat rumah tangga yang bisa dimanfaatkan untuk keperluan sehari-hari.

Ban-ban bekas tersebut diambil dari bengkel-bengkel mobil/motor yang menyediakan jasa ganti ban di daerah sekitar Kecamatan Praya Tengah.

Keuntungan lain dari alat alat rumah tangga yang terbuat dari ban bekas tersebut adalah alat tersebut tidak berkarat sehingga aman dipakai untuk tampungan air.

Unit Usaha ini perlu disupport oleh semua pihak terutama pemerintah karena banyak keuntungan yang didapatkan dari usaha ini ,keuntungannya antara lain :
  1. Mengurangi polusi akibat pembakaran ban bekas
  2. Menambah lapangan kerja ( pengumpul ban,pembuat alat rumah tangga , penjual alat rumah tangga dari ban bekas)
  3. Membantu menggerakkan ekonomi masyarakat terutama pada sentra industri alat rumah tangga dari ban.
Demikian sekilas Usaha Ekonomi Produktif alat rumah tangga yang menggunakan ban bekas dari Karang Taruna Bina Remaja Desa Pengadang, semoga bermanfaat bagi semua pihak sehingga bisa menambah dan menggerakkan roda perekonomian masyarakat.

Selasa, 17 Juli 2012

Budidaya Ikan Air Tawar

 
Budidaya ikan air tawar merupakan usaha yang menjanjikan keuntungan. Salah satu tempat budidaya adalah Dusun Pengadang Selatan, Desa Pengadang, Kecamatan Praya Tengah. Di tempat ini dilakukan mulai dari pembibitan hingga pembesaran ikan.

Budidaya ikan nila dan ikan mas menjanjikan keuntungan yang lebih besar dibandingkan ikan air tawar lainnya. Karena itu, ikan nila dan ikan mas menjadi primadona.

Di pasaran, harga ikan nila merah sekitar Rp. 9 ribu per kilogram. Ikan nila dipasarkan dalam keadaan mati dan dibekukan dengan menggunakan es balok. Sedangkan ikan mas dipasarkan dalam keadaan hidup dengan dimasukkan ke dalam kantong plastik yang diberi oksigen.

Keberhasilan budidaya ikan air tawar ditentukan oleh faktor lingkungan. Tanah liat atau lempung sangat baik untuk pembuatan kolam. Demikian pula untuk tanah beranjangan atau terapan dengan kandungan liatnya 30 persen.

Kedua jenis tanah tersebut dapat menahan massa air yang besar dan tidak bocor. Faktor lingkungan dapat berpengaruh terhadap cita rasa ikan, misalnya bau tanah atau lumpur.

Hal lain yang sangat penting diperhatikan dalam budidaya ikan air tawar adalah mutu air. Sumber air bisa berasal dari air sungai, hujan, atau tanah.

Budidaya ikan air tawar lebih mudah dibandingkan ikan air laut. Sebagai contoh ikan mas, sangat mudah sekali dilakukan karena toleransi terhadap lingkungan sangat tinggi. Meski demikian, dalam kenyataannya perkembangan ketersediaan dan konsumsi ikan air laut lebih besar daripada ikan air tawar.

Kendala utama budidaya ikan air tawar adalah diperlukan waktu dan biaya yang cukup tinggi. Komponen biaya meliputi: persiapan kolam, pemilihan induk, pemijahan, penetasan, dan pendederan. Biaya lain yang dianggap cukup tinggi adalah untuk pakan dan pemeliharaan terhadap hama dan penyakit ikan.

KUBe Home Industry

Kelompok usaha ini diketuai oleh rekan Karang Taruna M. Sumarlin, SP yang sangat peduli dengan kegiatan remaja untuk kian kreatif dalam memberdayakan diri mereka. Maka industry rumahan kecil-kecilan ini kian eksis dengan beragam hasil kerajinan jajanan maupun minuman khas tradisional yang sangat diminati masyarakat setempat. Industri rumahan ini juga telah mengadakan kerjasama dengan beberapa pihak sebagai mitra kerja dalam mempromosikan maupun melatih anak-anak muda dalam berwirausaha mandiri dan kreatif. Adapun beberapa produknya yakni :
1.    Nata de Coco @ Rp
2.    Rengginang @ Rp
3.    Krepek Singkong dan Pisang
4.    Minuman Kunir @ Rp









Kamis, 12 April 2012

Lomba Karang Taruna Berprestasi Tingkat Kabupaten Lombok Tengah

Pengadang, hari Selasa tanggal 11 April 2012 Karang Taruna "Bina Remaja" Pengadang beserta Camat Praya Tengah (Drs. Sahri, MM), Kepala Desa Pengadang (M. Hamdiana, S.Pd), Kepala Dusun se-desa Pengadang, Tokoh Agama dan Tokoh masyarakat menyambut antusias kedatangan tim Penilai Lomba Karang Taruna Berprestasi Tingkat Kabupaten Lombok Tengah 2012 di Kantor Desa Pengadang.
Karang Taruna "Bina Remaja" Pengadang. (image by: Harri Ardian Pratama)
Tim Penilai yang terdiri dari Assisten III merangkap Kepala Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi Bapak H.M. Nursiah, S.Sos, M.Si, Kepala Bidang Kelembagaan dan Perizinan Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi Ibu Hj. Eni, dan Pengurus Karang Taruna Kabupaten Lombok Tengah, Bapak H. Muhdan tiba di Halaman Kantor Desa Pengadang tepat pukul 09.00 Wita dan disambut meriah dengan iringan grup drum band.
Tim Penilai Lomba Karang Taruna Berprestasi Kabupaten Lombok Tengah tiba di Desa Pengadang

Setelah disambut dengan meriah, tim penilai dan rombongan langsung menuju Aula Kantor Desa Pengadang guna memulai acara penilaian terhadap peran dan kinerja Karang Taruna "Bina Remaja" Pengadang. Dalam hal ini, Camat Praya Tengah, Kepala Desa Pengadang, dan Ketua Karang Taruna "Bina Remaja" Pengadang memberikan sambutan secara bergantian.

Acara kemudian dilanjutkan dengan peninjauan sekretariat dan interview oleh tim penilai kepada Pengurus Karang Taruna "Bina Remaja" Pengadang. Ketua, Sekretaris dan Bendahara adalah orang yang paling bertanggung jawab dalam hal ini. Cukup singkat, acara kemudian diakhiri dengan kunjungan ke tempat-tempat Unit Usaha Binaan Karang Taruna "Bina Remaja" Desa Pengadang, salah satunya adalah Unit Usaha Peternakan Ayam (H. Jumardi).



Share