Greeting

.::Selamat Datang di Blog Karang Taruna Indonesia "Bina Remaja" Pengadang Kec. Praya Tengah Kab. Lombok Tengah::.

Jumat, 20 Juli 2012

KUBe Peternakan Ayam Al-Barokah


 
Kelompok usaha pemuda ini kian saat kian berkembang seiring dengan tingkat kebutuhan masyarakat dan tuntutan pasar yang kian tumbuh. Saat ini, kelompok usaha pemuda yang kian tumbuh ini telah mewujudkan bentuk lembaganya dalam wadah koperasi ternak pemuda “AL-BAROKAH” dengan jumlah anggota 35 orang. Perkembangan pesat usaha ini ditandai dengan usaha koperasi ternak untuk membuka kios yang khusus menyediakan pakan ayam, bibit ayam, telur, obat-obatan ternak (vaksin) dan aneka kebutuhan peternakan lainnnya. Koperasi ternak ini sendiri saat ini diketuai oleh Ketua Karang Taruna Bina Remaja langsung. Adapun bentuk produk usaha yang telah diperdagangkan di masyarakat adalah :

1.    Produk Telur @ Rp 1.300,-
 
2.    Produk Bibit Ayam @ Rp 3.500,-




3.    Produk Ayam Pedaging @ Rp 14.000,-


4.    Produk Ayam Petelur @ Rp 65.000,-
5.    Produk Mesin Penetes Telur Ayam
-    Kapasitas 200 telur @ Rp
-    Kapasitas 400 telur @ Rp
-    Kapasitas 800 telur @ Rp
-    Kapasitas 1000 telur @ Rp
-    Kapasitas 2000 telur @ Rp
 
 
USAHA BUDIDAYA AYAM ARAB PETELUR

Usaha budidaya ayam arab petelur ditujukan untuk menghasilkan telur ayam kampung. Usaha budidaya ini dimulai dengan memlihara ayam dara (pullet) yang berumur 16 – 17 minggu. Ayam arab mulai bertelur pada umur 18 minggu dan produksi mulai normal baik jumlah maupun ukuran telurnya pada umur 25 minggu.
            Telur ayam arab dijual butiran seperti telur ayam kampong. Produksi telur ayam arab tidak setinggi produksi telur ayam ras, tetapi konsumsi pakannya jauh lebih sedikit bila dibandingkan dengan ayam ras. Tingkat produksi telur ayam arab berkisar antara 75% - 82% dengan tingkat konsumsi pakan sebnyak 85 – 90 gram per hari per ekor.

1.      PERKANDANGAN
Pemeliharaan ayam arab periode produksi menggunakan kandang model betray/ sangkar. Sistem perkandangan ini lebih efisien dari segi penggunaan lahan/ kandang. Serta lebih mudah dari segi pemeliharaan dan dapt memberikan hasil produktivitas telur yang lebih tinggi.
Pada umumnya kandang betray/ sangkar ditempatkan secara bersusun 2 sampai 4 tingkat yang ditempatkan secara berjajar. Kandang dengan ukuran lebar 7 meter dapat ditempati 4 lajur kandang betray, dengan masing-masing lajur terdiri dari 3 tingkat. Bangunan kandang dengan ukuran panjang 70 meter dan lebar 7 meter dapat menampung 1000 ekor ayam produksi.

2.      PRAKIRAAN BIAYA
Biaya yang diperlukan dalam usaha budidaya ayam arab petelur adalah biaya investasi dan biaya modal kerja awal. Biaya investasi meliputi biaya lahan, bangunan kandang dan peralatan khususnya tempat pakan dan minum.
Adapun biaya modal kerja meliputi biaya bibit dan biaya operasional selama 2 bulan pertama, yang terdiri dari biaya pakan, obat dan vaksin dan biaya tebaga kerja.

a)      Biaya Investasi
I.      Bangunan Kandang
Bangunan kandang dapat menggunakan bahan dari kayu local atau kayu kelapa dan bamboo, dengan bahan atap genteng atau asbes. Bangunan kandang ukuran 20 x 7 meter dengan kapasitas 1000 ekor diperkirakan membutuhkan biaya sekitar 35 juta rupiah.
II.      Sangkar, Peralatan Tempat Pakan dan Tempat Minum
Sangkar terbuat dari kandang bamboo dan peralatan tempat pakan dan tempat minum terbuat dari pipa paralon yang dibelah. Perkiraan biaya yang diperlukan untuk sangkar dan peralatan tersebut adalah sekitar Rp. 15.000.000 per ekor. Sehingga untuk pemeliharaan dengan kapasitas 1000 ekor diperlukan biaya peralatan sebesar 15 juta rupiah.

b)      Biaya Operasional Selama 2 Bulan
Biaya ini diperlukan selama 2 bulan pertama dimana pada masa tersebut ayam belum dapat menghasilkan telur secara optimal baik jumlah maupun ukurannya. Biaya operasional tersebut meliputi biaya pakan, obat dan vaksin serta tenaga kerja.
Adapun prakiraan besarnya biaya tersebut adalah :
o  Pakan : 60 x 0,085 x Rp. 4.000,00 = Rp. 20.400,00
o  Obat dan Vaksin                             = Rp.     500,00
o  Tenaga Kerja                                  = Rp.     700,00       +

Biaya operasional selama 2 bulan/ ekor = Rp. 21.600,00
Biaya bibit ayam dari umur 16 minggu = Rp. 45.000,00 per ekor

PENETASAN
Ayam arab tidak memiliki sifat mengeram sehingga dalam upaya regenerasi diperlukan proses penetasan dengan mesin tetas buatan. Prinsip penetasan adalah memberikan lingkungan yang sesuai utamanya temperatur, kelembapan dan fentilasi guna pertumbuhan embrio menjadi anak ayam. Proses penetasan ayam arab dapat dilakukan dengan menggunakan mesin penetas mesin sederhana ataupun mesin tetas yang modern. Pada penetasan dengan mesin sederhana, proses penetasan hanya menggunakan satu mesin sejak telur dimasukan sampai menetas. Berbeda dengan mesin modern ada 2 tahapan proses penetasan yaitu masa pengeraman selama 18 hari yang dilakukan di mesin pengeram (setter). Dan 3 hari terahir yaitu mulai hari ke 19 sampai dengan saat menetas dilakukan didalam mesin penetas/ hatcher. Kondisi masa pengeraman dan penetasan mempunyai perbedaan dalam pengaturan temperatur, kelembapan dan proses pembalikan telur. Didalam mesin pengeram telur harus dilakukan pemutaran 6 sampai dengan 8 kali per hari sedangkan dalam mesin penetas posisi telur dalam kondisi statis dan tidak dilakukan pembalikan telur.
Beberapa Faktor Yang Mempengaruhi Hasil Tetas :
1. aya tunas, adalah persentase telur yang bertunas dibandingkan dengan jumlah total telur yang ditetaskan. Daya tunas dipengaruhi oleh perbandingan jumlah pejantan dan betina dalam satu kelompok. Berbandingan yang ideal adalah satu pejantan berbanding 8 – 10 betina.
2.    Faktor Genetik, yang meliputi :
-  Hubungan kekerabatan antara induk jantan dan betina, perkawinan sedarah akan menghasilkan hasil tetas yang lebih rendah bila dibandingkan perkawinan silang.
- Adanya gen letal dan semi letal, pada unggas diketahui terdapat 30 gen letal dan semi letal. Gen ini menyebabkan terjadinya kematian embrio selama dalam proses penetasan.
-   Tingkat produksi telur, telur yang dihasilkan oleh induk betina dengan tingkat persentase produksi tinggi menghasilkan hasil tetas yang lebih baik.
-   Umur indukan, hasil tetas yang baik diperoleh dari kelompok indukan yang berumur sampai satu tahun, setelah berumur satu tahun hasil tetas akan mengalami penurunan.
3.  Beberapa Penyakit Berpengaruh Pada Hasil Tetas antara lain : pullorum dan   mikoflasma. Sehingga untuk mendapatkan hasil tetas yang baik diupayakan kondisi indukan harus sehat.
4.  Seleksi Telur, Beberapa karakteristik fisik telur berpengaruh terhadap hasil tetas :
-   Ukuran Telur, telur tidak terlalu besar atau terlalu kecil bentuk telur, telur yang ideal berbentuk bulat telur tidak terlalu bulat atau terlalu panjang.
-   Kualitas kerabang, telur yang baik untuk ditetaskan kerabangnya harus tebal, halus dan permukaannya rata.
5.  Penanganan telur
-  Pengumpulan telur, frekuensi pengambilan telur tetas harus lebih sering bila dibandingkan dengan telur konsumsi. Tujuannya adalah mengurangi tingkat kontaminasi mikro organisme yang ada di kandang.
- Kebersihan telur, pilihlah telur telur yang bersih dan apabila harus dilakukan pencucian harus menggunakan larutan disenfektan.
- Sanitasi Telur, sebelum telur disimpan untuk menunggu proses penetasan perlu dilakukan program sanitasi untuk membunuh kuman yang kemungkinan ada dipermukaan kerabang telur. Sanitasi telur ini pada umunya dilakukan dengan proses fumigasi, yaitu mereaksikan KMnO4 dengan formalin.
- Waktu penyimpanan telur, untuk menghasilkan daya tetas yang baik perlu diusahakan penyimpanan telur sesingkat mungkin dan diharapkan tidak lebih dari 10 hari.
- Kondisi ruang penyimpanan telur, selama penyimpanan telur akan mengalami pertumbuhan embrio dan terjadi penguapan sehingga untuk menekan kejadian tersebut diperlukan kondisi ruang penyimpanan dengan temperature 18 Cc dan kelembapan 75 – 80 %.
-  Posisi telur, posisi penempatan telur yang baik adalah bagian tumpul harus diatas.
6.      Kondisi Saat Dalam Mesin Pengeram/ penetas
-  Temperature 98,6 – 100,4 Fh
-  kelembapan 60 % selama 18 hari pertama dan 70 % saat 3 hari terahir
-  Fentilasi, untuk mendapatkan kualitas udara yang baik yaitu kadar O2 :21 % dan CO2 maksimum 5 %.
-  Posisi telur dan pemutaran telur, bagian tumpul harus diatas dan frekuensi pemutaran telur 6 – 8 kali per hari untuk menghindari menempelnya embrio pada membran kerabang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Share