Jumlah mobil dan sepeda motor setiap hari terus bertambah, hal ini bisa dilihat dengan jumlah kendaraan bermotor dan mobil dijalan raya yang semakin padat.Diler mobil dan sepeda motorpun bermunculan di setiap kecamatan khususnya dealer sepeda motor.
Dari pemakaian kendaraan bermotor tersebut salah satu komponen yang
pasti diperlukan adalah ban baik ban mobil maupun ban sepeda motor.Bila
kendaraan tersebut dipakai maka dalam jarak kurang lebih 2.500 km harus
sudah ganti dengan ban yang baru,kemudian ban bekasnya dibuang.
Ban bekas yang dibuang tersebut karena bahannya terbuat dari karet
yang tidak bisa membusuk maka bila tidak dimanfaatkan atau dibakar maka
akan menjadi sampah yang menyebabkan polusi dan memerlukan ruang yang
luas.Bila ban bekas tersebut dibakar maka akan menimbulkan efek baru
yaitu polusi udara dan penambahan panas hasil pembakaran yang sedikit
banyak akan mempengaruhi pemanasan global yang semakin meningkat.
Pemanfaatan
lain yang bisa mengurangi polusi udara dan pemanasan global adalah
dengan cara mengubah ban bekas tersebut menjadi alat–alat rumah tangga
atau untuk keperluan sehari-hari.Di desa Pengadang Kecamatan Praya Tengah Kabupaten Lombok Tengah melalui Karang Taruna Bina Remaja membentuk unit usaha ekonomi produktif (UEP) pembuatan alat rumah tangga yang terbuat dari ban bekas.
Industri rumahan (home industry) ini dilakoni oleh anak-anak muda warga Karang Taruna Bina Remaja di Baremayung Dusun Lendang Kunyit Desa Pengadang sejak turun temurun. Kerajinan ban bekas ini sangat bermanfaat dalam konteks sebagai wahana kesejahteraan sosial pemberdayaan ekonomi masyarakat dan memiliki dampak lingkungan yang sangat baik, karena memanfaatkan bahan bekas yang tidak terpakai lagi. Media ban ini telah mengangkat citra desa Pengadang sebagai desa dengan pengusaha ban vulkanisir ternama di daerah Lombok Tengah pada khususnya. Adapun jenis produk kerajinan ban bekas ini yakni :
1. Ban Bekas Sebagai Sandal
Ban bekas dapat dipotong-potong dan dimanfaatkan lembaran karetnya untuk berbagai produk. Salah satunya adalah produk sandal untuk kaki dengan alas dan penjepit dari karet ban ini. Aktivitas produksi ini banyak dilakukan oleh pengrajin di daerah Dusun Lendang Kunyit Desa Pengadang. Produk sandal ini cukup laris dikalangan masyarakat, kendati belum ada merk dan ukuran pasti yang ditentukan pengrajin. Setiap (pasang) sandal karet ini dihargakan cukup murah, yakni @ Rp. 8.000 - Rp. 15.000,- per pasang.
2. Ban Bekas Sebagai Keranjang Sampah / Ember
Beberapa jenis ban dalam bekas yang berukuran besar dan tebal, dapat dipotong untuk dijadikan ember atau keranjang sampah. Biasanya yang digunakan adalah ban bekas dari truk atau traktor. Dengan sedikit keterampilan, maka akan dihasilkan produk ember atau keranjang sampah yang cukup menarik. Nilai tambah dari produk yang dihasilkan adalah usianya yang panjang karena awet mengingat bahan karet yang digunakan tidak mudah rusak atau berkarat.
3. Ban Bekas Sebagai Ayunan
Bentuk ban yang berbentuk lingkaran ini ternyata memudahkan untuk dibuat menjadi ayunan. Ban bekas dapat langsung digunakan sebagai ayunan dengan jalan diikat menggunakan tali yang kuat dan digantungkan ke tiang atau pohon. Tentu saja yang harus dipikirkan adalah berat beban yang harus ditanggung dari pohon, karena ban bekas itu sendiri relatif sudah berat. Dan nanti harus ditambah dengan beban dari si penunggang dan gaya karena ayunan saat digunakan.
4. Ban Bekas Sebagai Tali Timba / Pengikat Ember Sumur
Terkait dengan penggunaan bahan ban untuk bahan kerajinan, maka bagian tepi samping ban luar yang dipotong, ternyata dapat dimanfaatkan lebih lanjut. Bagian ini digunting tanpa terputus dengan ukuran kecil sehingga menyerupai tali atau tambang. Tambang dari ban bekas ini umumnya digunakan orang untuk mengikat ember di sumur. Bahan tambang ini karena terbuat dari karet maka akan awet dan kuat menahan ember.
5. Ban Bekas sebagai Kursi
Ban bekas ini juga dapat dipotong-potong dan dimanfaatkan lembaran karetnya untuk berbagai produk kursi yang cantik dan memiliki nilai seni tersendiri. Aktivitas produksi ini banyak dilakukan oleh pengrajin ban bekas sama halnya dengan produk-produk ban bekas lainnya. Produk sandal ini cukup laris dikalangan masyarakat, kendati belum ada mode/bentuk yang ditentukan pengrajin. Adapun harga 1 set kursi ban bekas ini yakni @ Rp. …………..,- per-unit.
Dengan peralatan yang sangat sederhana, pisau pemotong ,landasan dan peralatan pembantu lainya maka ban bekas tersebut diubah menjadi alat-alat rumah tangga yang bisa dimanfaatkan untuk keperluan sehari-hari.
Ban-ban bekas tersebut diambil dari bengkel-bengkel mobil/motor yang
menyediakan jasa ganti ban di daerah sekitar Kecamatan Praya Tengah.
Keuntungan lain dari alat alat rumah tangga yang terbuat dari ban
bekas tersebut adalah alat tersebut tidak berkarat sehingga aman dipakai
untuk tampungan air.
Unit Usaha ini perlu disupport oleh semua pihak terutama
pemerintah karena banyak keuntungan yang didapatkan dari usaha ini
,keuntungannya antara lain :
- Mengurangi polusi akibat pembakaran ban bekas
- Menambah lapangan kerja ( pengumpul ban,pembuat alat rumah tangga , penjual alat rumah tangga dari ban bekas)
- Membantu menggerakkan ekonomi masyarakat terutama pada sentra industri alat rumah tangga dari ban.
Demikian sekilas Usaha Ekonomi Produktif alat rumah tangga yang menggunakan ban
bekas dari Karang Taruna Bina Remaja Desa Pengadang, semoga bermanfaat bagi semua pihak sehingga
bisa menambah dan menggerakkan roda perekonomian masyarakat.
Boleh minta nomer hp.nya yang bisa dihubungi, untuk mengenal lebih jauh tentang hasil-hasil yang diproduksi
BalasHapusBoleh minta nomor teleponnya?
BalasHapusBerapa harga perset kursinya?
BalasHapus